Pilihlah Aku

Membaca harian Kedaulatan Rakyat hari Jumat minggu ini, ada sebuah artikel singkat, hanya sekitar 2 kolom saja, tapi dari judulnya saja sudah bisa membuat siapapun yang membacanya  tersenyum :

CALEG BERHENTILAH BERPOSE


Kan? Anda yang barusan membacanya pun pasti juga ikutan tersenyum. Karena tanpa harus membaca isi tulisan pun, sudah bisa ditebak, apa yang coba ditulis oleh si kolumnis tersebut. Seolah dia juga sama ‘jengah’nya dengan kita (well, saya, mungkin…) ketika akhir-akhir ini mata dipaksa melihat wajah-wajah para caleg yang terpampang dimana-mana itu. Nggak cuma di jalan umum, tapi juga di jalan-jalan yang tidak umum, semisal sudut-sudut gang dan jalan tikus. Nggak cuma dipasang di papan reklame pinggiran jalan, tapi juga ditancapkan di batang pohon dan ditempel di rumah-rumah warga. Dan nggak cuma gambar dalam ukuran biasa, bahkan yang gedenya sudah ‘ngalah-ngalahin’ papan reklame sebuah produk provider yang memajang Luna Maya yang entah kenapa kemudian berganti menjadi seekor monyet!

dscn0254edit-copy

Anjrott… gede benerrr!

Wajah-wajah mupeng (pengen dipilih, maksudnya), wajah  penuh harap, dengan senyum yang agak kaku dan dipaksakan, dengan ekspresi penuh kewibawaan, tapi membuat kita (well, saya, mungkin…) justru melihatnya dengan penuh ke-ibaan.

Iba. Prihatin. Karena sebagai orang yang mengagumi unsur keindahan atau estetika *edannn*, hampir semua atribut kampanye Caleg yang terlihat, semuanya sama-sama tidak enak untuk dilihat! Semuanya seragam. Coba aja perhatiin.

  • Dimulai dengan kalimat-kalimat standar seperti “Mohon Doa Restu” atau “Dukung…..
  • Diikuti dengan si Caleg tengah berpose setengah badan ala pas foto 3X4
  • Yang laki-laki, lengkap dengan atribut Peci/Kopiah warna hitam. Yang perempuan (kalau Muslimah) lengkap dengan kerudung warna senada dengan baju seragam parpolnya….
  • Posisi legislatif yang mereka ‘incar dan daerah pilihan mereka
  • Nomor  parpol dan tidak lupa juga perintah ajakan memilih, seperti : “centang” atau “conteng” atau “contreng” (yang bener yang mana, sih sebenernya??) nomor tersebut. Bahkan ada nih, yang perintah/ajakannya maksa banget. Mentang-mentang dia nomor urutnya ‘9’, maka di posternya ditulis : “Ingat PEMILU 2009, Tanggal 9 April, Jam 9-an  pagi, centang nomor urut 9! . Hihihi. Kreatif sih. Tapi maksa.
  • Masih ditambah di belakang atau disamping foto mereka, terpasang juga foto dari ketua partai politik mereka, yang jelas-jelas bikin para caleg ini kehilangan pamor, karena… simply si ketua partai itu semuanya lebih bisa bergaya! Tapi untuk contoh dibawah ini, mungkin pengecualian. Karena si caleg tidak memasang foto ketua partainya, tapi foto pemimpin tim kesebelasan!

dscn0251editjpg-copy

Hihihi…
Gilanya lagi, seolah belum mantap dan puas kalau poster mereka belum penuh dengan point-point diatas, mereka pun  berlomba-lomba untuk membuat poster mereka lebih ‘semarak’ dibandingkan dengan poster lawan politik mereka. Maka ditampilkanlah slogan-slogan penuh ke-narsisan menjual diri sendiri, yang kalau dibaca oleh kita (iya.. oleh saya, mungkin), pasti akan spontan menggelengkan kepala dan cekikikan sendiri.
Gimana enggak, baru di masa kampanye seperti ini ada orang yang tanpa ragu-ragu  mengaku menuliskan dirinya :

  • IKHLAS BERAMAL, IKHLAS BERJUANG, PEDULI SEMUANYA (yeah, right.. kalo beramal dan berjuangnya dikasih tau ke o rang, namanya nggak iklhas, Om!). Atau
  • MUDA, BIJAK, TERUJI (Ohh.. mari menyanyi, “..kau begitu sempurna.. dimatamu kau begitu indah??”) atau
  • SUDAH JELAS TERBUKTI KEINERJANYA (hah??).

Namanya juga kampanye, ya boss. Harus bisa jual diri sebaik-baiknya. Nggak cuma jualan lewat kalimat pemujaan diri yang oh sungguh berlebihan itu tadi saja, tapi juga jualan lewat foto diri yang lebih bombastis. Mungkin karena hampir kebanyakan orang pada nggak kenal sama caleg-calegnya kali, ya. Boro-boro sama calegnya, berapa jumlah partai politik yang ikutan Pemilu aja saya nggak tau! Makanya, poster-poster itu digunakan sebagai ajang sosialisasi, ajang perkenalan dari para caleg kepada khalayak. Memperkenalkan wajah mereka. Nggak perlu kenal sama misi dan visi deh. Kenal wajah jauh lebih penting! Karena mereka tau, percuma jualan program. Kaga ada yang bakal percaya juga.Hahahaha.

Makanya, ber-ramai-ramailah mereka berpose di mana-mana. Dengan ekspresi muka  yang bijak bestari, sorot mata yang penuh percaya diri dan ramahnya minta ampun, serta dengan raut wajah yang segar merona sepanjang hari. Hehehehe. Namanya juga jaman udah semakin canggih, ya. Dengan software photoshop, semua kekurangan di foto asli bisa disulap jadi luar biasa oke. Saya yang aslinya cuma ganteng aja pun, bisa disulap jadi ganteng banget. Hehehe. Salah seorang caleg bahkan tanpa malu-malu pernah cerita, kalau untuk keperluan kampanye, dia melakukan sesi ‘penjepretan’ foto sampai 8 kali, dan hasil terbaiknya kemudian di-retouch lagi agar warnanya lebih cerah.

Disitu wajah saya jadi segar, kulit cerah, dan kelihatan sering sholat” (Kompas, 14 Desember 2008)

Luar biasa. L-U-A-R  B-I-A-S-A. Kalo udah gini, nggak tau harus komentar apa lagi, kan? Saya emang bloon banget sama yang namanya politik. Tapi sepertinya, kalo begini cara para caleg di negeri ini berkampanye, saya kok optimis ya,  masyarakat akan tambah males ikutan Pemilu (optimis kok buat hal yang jelek, ya? Hweheheheh). Risih banget rasanya ngeliat orang kok tanpa sungkan-sungkan dan malu-malu ‘mencitrakan’ diri mereka sebagai pejuang, pemersatu bangsa, pemimpin yang saleh, intelektual sejati dan penyambung lidah rakyat, hanya karena pose wajah segede gambreng, pemakaian Peci, pencantuman gelar dan gambar menyantuni orang miskin. Dangkal bener…

Karena ke-bloon-nan saya soal politik ini juga, makanya saya lebih memilih untuk mencoba ‘menikmati’ siksaan serbuan teror visual dari para om-om dan tante-tante calon legislatif ini saja. Menikmati dagelan politik yang hanya bisa dinikmati setiap 5 tahun sekali ini. Karena , kapan lagi, ya tho? Kapan lagi ngeliat orang pada berlomba-lomba narsis-narsisan? Kapan lagi bisa ketemu (ngeliat, maksudnya) orang yang tingkat narsisnya jauh lebih parah daripada saya?? Tapi saya juga nggak mau dibilang asal nyablak doang (walau jujur itu keahlian saya hingga saat ini). Misalnya saja kemudian saya dikasih pertanyaan,

“Nah kalo loe yang besok kepilih jadi caleg. Kampanye loe bakal model apaan kalo nggak model pasang poster kaya gini?”

Ummmmmmm….  gak tau juga. Hihihi. Susah banget pertanyaannya. Oke kita ubah pertanyaannya.

“Kalo loe jadi caleg, dan dapet jatah membuat poster untuk kampanye, apa slogan yang akan loe tulis untuk menggambarkan/ menjual diri loe sendiri?”

Anjritt..! Lebih males lagi pertanyaanya. Emang susah-susah gampang ya kalo disuruh ‘menyombongkan’ diri sendiri. Kan dari dulu kita diajarkan untuk selalu bersikap rendah hati dan tidak sombong. Hehehe.Tapi kalo kemudian di poster kampanye kita tertulis,

“MOHON DOA RESTU.

RYU DEKA. TIDAK TERLALU PINTAR, TAPI CUKUP JUJUR DALAM MENGEMBAN AMANAH”

Siape nyang mau milihhh???? 

23 comments so far

  1. regy on

    horreeee… aku jadi pertamax kali ini…

    yang bikin heran tuh ya, caleg itu khan harusnya jadi contoh dan teladan masyarakat indonesia yang taat hukum… eh, banyak lho yang masang atribut kampanye-nya menyalahi aturan… itu baru saat mereka berkampanye… gimana nanti kalau mereka sudah jadi pemimpin ya? kok kayaknya bangsa ini merana banget ya, mas?

    *ih, si mbak… serius amat? padahal mas-nya bikin blog buat fun khan?*

  2. yessymuchtar on

    ahuuhuuuu..akhirnya masssa ku keduaaa….weekkekekeke
    yang lucu mas…kalo kita betul betul mengenal caleg tersebut..dan dia sama sekali gak ada genah genahnya jadi rakyat..mana mau jadi pemimpin ? wekekek

    seorang teman ..yang usianya sama dengan ku ..iya 28…baru tamat s2…tiba tiba dengan dahsyatnya diriku melihat baliho dengan pose manisnya ….berpeci..pake jas..tersenyum…dan jargonnya mas..mau tau?

    JUJUR dan SANTUN..

    YEAH RIGHT!!!

  3. yessymuchtar on

    eh mas …

    yang di atas itu..beneran lo..aku terharu banget..gak pertamax…tumbennnn….wekekekekkek

    btw mas…di ralat deh ..bukan seorang teman…seorang mantan pacar tepatnya…hihihi

  4. ryudeka on

    regy :
    ya mudah2an besok kalo mereka beneran kepilih jadi wakil dan pemimpin, kerjaannya ga cuman BERPOSE doang ya…?

    yessy :
    Hwahahhaa… kamu bilang ‘YEAH RIGHT!!!” itu pasti karena statusnya sudah jadi mantan, kan.. Coba kalo masih jadian, pasti ga bakalan ngomong gitu. SECARA ya.. bakal calon ibu anggota dewan.. Yuhhhuuu…. jalan jalan keluar negeri mulu deeeh.. 😛

  5. dian on

    aduh… mas Ganteng pasti belum liat yg di daerah Magelang ya? Fotonya gak pake di-edit, jadi blush on-nya nge-blush banget.
    Terus liat yang di milis-milis gak? seorang bapak-bapak fotonya dan di bawahnya ada tulisan gini gak?
    (papanya CL)
    CL adalah nama musisi kondang anggota trio penyanyi cewek.

    Kalo aku
    Dian Purnomo
    (temennya Ryu Deka)
    gitu dia…

  6. varda on

    Hoaaa! sampe segitu hebohnya ya? sama 2004 hebohan mana, Mas? Gyaaaa.. jadi pengen ngerasain “semarak”nya jelang Pemilu Indo!

    yang bikin senyum dari postingan ini adalah bagian: “…kelihatan sering sholat” –> jadi nggak sering sholat nih Pak? jayus. situ mau kampanye ato mau narsis biar dikira rajin sholat?

    Eh betewe, CL siapa sih? Kirain Cinta Laura… tapi emangnya Cinta ikutan trio penyanyi cewek?

  7. idawy on

    @ Varda
    CL = Chintya Lamusu
    lucu deh kl liat iklan kampanya dgn jargonnya.. “Raffli Lamusu, Papanya Chintya Lamusu”, lengkap dgn foto si CL pake gaun merah hihihihi

    Mas Deka yakin ga mo nyaleg? lumayan loh dgn bekal sbg penyiar kondang se-yogya 😉
    *mulai ngomporin

  8. ryudeka on

    *Dian
    Fotonya siapa sih? Mbak2 yang mantan Putri Indonesia itu yah? Mungkin itu blush on nya ‘mblobor’ karena kepanasan.. hehehe….Jadi nggak cuma ‘nge-blush’, tapi juga ‘ON’ banget.. Hahaha…

    *Idawy a.k.a Pimbem?:)
    Kok aku belom pernah liat ya di milis? Atau jangan2 aku emang sengaja ga dikirimin, takut dikomentarin di blog..hehehe..

  9. doi on

    arrggg, tu kan….mending MUI sekalian mengharamken pemasangan foto2 caleg itu…pfuih, ganggu bener!!!

  10. nur_keren on

    aku ga bakal milih caleg yang pasang2 spanduk(soalnya cuma bikin kotor jogja aja)

    jadi selamat buwat caleg yang ga punya duit buwat bikin spanduk karena aku bakal pilih anda.

  11. p u a k on

    daku pernah dapet email yang caleg bapaknya Cynthia Lamusu..(lupa namanya)
    Masak photonya Chyntia dipasang juga trus ada tulisan “Papanya Cynthia”..
    HEhehe..numpang tenar ceritanya..

  12. ryudeka on

    *Doi
    Huahahaha…. Narsis dilarang? Jangan dong..hehehe

    *Nur
    Iya. Mungkin sebaiknya berpikir ulang untuk memilih caleg yang bisanya bikin POLUSI, ya… Polusi pemandangan..

    *Puak
    Ayo.. Puak.. Dian.. Pimbem atau siapapun yang pernah dapet kiriman email itu.. forward dong ke saya.. hihihi… ke : ryu.deka@yahoo.co.id ya..

    Email yang kamu kirim, akan saya balas.. langsung dari laptop saya.. *kerlip-kerlip mata*

  13. yessymuchtar on

    enrat aku kirimin mas….tenang aja ya…tunggu aku nyampe kantor..ada di kantor soalnya 😛

    kekekek

  14. varda on

    eh.. eh.. email apaan sih? ada email dari caleh? Aku juga mau dikirimin dong Mbak Yessy, Mas Deka,… anyone? *sambil kedip2* puhleaseeee…

    *giliran kayak beginian aja, semangat deee* 😀

    thank u sebelumnyaaaaa 😀

  15. TiTiSh on

    Nek kula milih Mbah ***** mawon =P

  16. dwi on

    wooo… iku jenenge narsisme dikalangan caleg dimasa kampanye.. hehe…
    para caleg tetep mesti mikirin balik modal kampanye… heehe… baru mikirin gmn melaksanakan amat masyarakatnya… hehehe…

  17. Myryani on

    hueheu…
    mendingan juga gak sah jadi caleg mas,, tapi jadi capres aja,,,
    biar gak tanggung2 gituh,,,

  18. Komang Setiabudi on

    Indonesia lagi mabuk kepayang dgn pemilu.
    Para caleg muncul di mana-mana, semua senyum walau ada juga senyum yg aneh. Duit begitu banyak yg sdh keluar, lalu kalo kepilih digaji berapa ya? tentu harus dinaikin dong spy kembali modal.

  19. anit on

    Utk smua: Tapiiiiiiiiiiiiii kalo kita sendiri yg trnyata hrs jadi caleg?? Hayoooo… Mau gimana promonyaa… (berpikir sambil pegang2 dagu). Sumpah! Sampe skrg pun gue ga bs nemuin cara yang inovatif namun tetap trlihat smart! Baru juga mikir, ee udh ketemu poster caleg lagi di dkt lampu merah (secara jln jakarta isinya cm mct doang), ujung2nya malah ngritik lagii, ngritik lagii. Paling gampang bukan kalo cuma mengkritisi org lain? heueheueheueee…

  20. 'gat on

    gubrakkkk…. ketampar nih… eh, kalo ketampar itu bunyinya: plakkk, gitu yah? he he

  21. ryudeka on

    Yakk.. Pertanyaan Anit ini sudah terlebih dulu saya tanyakan di paragraf2 akhir tulisan diatas kekekkeke..

  22. dwi on

    pilihlah aku jadi calegmu..
    mewakili suara-suaramu…
    tapi itu hanya janjiku…
    jadi pilihlah aku…

  23. ryudeka on

    Oh.. kemarin katanya KD nyanyi lagu ini, dirubah jadi “Pilihah Partai yang nomer 5…” secara dia jadi jurkam partai yang bernomer urut 5.
    Yang jadi masalah adalah sekarang kan pemilihna caleg, dn caleg dari partai nomer 5 kan banyak!

    Hehehe..
    Ribet ah..


Leave a comment